Sedih tak harus keluar air mata, sebab
terkadang yang paling kencang tawanya adalah dia yang sedang menyembunyikan
rasa pedih mendalam..
Tawa tak harus ditunjukkan dengan
lengkungan senyum penuh suka cita, karena ada beberapa orang yang tak pernah
ingin membagikan semburat hangat yang sedang memenuhi hati dengan sebuah alasan privacy.
Kecewa tak perlu diungkapkan dengan
beribu-ribu kata yang penuh dengan emosi yang meledak-ledak. Terkadang diam
adalah cara terampuh untuk mengobati kalbu yang sudah penuh dengan retak.
Perasaan tak perlu diumbar.. karena kita
hidup pada dunia nyata yang semuanya telah diatur Dia yang Maha Kuasa..
Tidak semua rasa perlu ditunjukkan
secara berlebihan, sebab kita bukan actor dan artis yang sedang berlakon dalam
sebuah drama dan sinetron. Yang semuanya dikemas melebihi batas agar segala
sesuatu bernilai jual dan terkesan sangat dramatis.
Hiduplah seadanya..
Apalagi ketika sebenarnya kenyataan,
engkau memiliki segalanya.
Kenapa? Karena berlebih-lebihan adalah
bukan ajaran. Meskipun pada realita, engkau mampu memborong semua tanpa takut
kehabisan harta.
Kendalikanlah diri, apalagi ketika
kepunyaanmu mampu mengeluarkan sifat dengki dari manusia yang mungkin tak
memiliki apa yang kau punya. Sebab terkadang secara tak sadar, kitalah penyebab
mereka melakukan dosa..
Sederhana saja..
Sebagaimana
sederhananya suri tauladan kita, manusia yang paling mulia sepanjang sejarah
dunia, Muhammad bin Abdullah.
Karena sesungguhnya kesederhanaan itu
jauh lebih berharga dari logam mulia.
Sederhana itu akan membawamu satu langkah mendekat pada arah pintu syurga
ketika kau menyadari bahwa apapun yang engkau punya adalah bukan semata-mata
karena kegigihanmu dalam berusaha sebagai manusia namun tk lain karena
perwujudan dari sifat Ar-RahmanNya..