Welcome to Catatan Rahma

Sabtu, 18 Februari 2012

Janji Sucinya Pada Allah

Hari itu, setelah ia selesai dengan shalatnya, segera kutanyakan isi doa yang dipanjatkannya pada Allah SWT. Lewat pesan singkat ia kemudian menjawabnya, kakak mendoakan orang tua kita, dan mendoakan supaya kita lekas menikah, mempunyai anak-anak yang sholeh, tak lupa kakak berdoa agar senantiasa adik akan selalu menyayangi kakak.Ku hanya tersenyum membaca pesan darinya. Bahkan dalam doanya pun ia masih saja mengingatku. Ku tak pernah mengira kalau laki-laki yang belum pernah ku temui itu akan benar-benar ingin menikahiku. Tak tahukah dia kalau aku tak pantas bagi lelaki seperti dia ?.Ku selalu marah padanya karena telah mencintai dan menyayangiku.
Aku merasa dia terlalu hebat untuk diriku. Bagaimana tidak, dia adalah seorang pemuda pasantren dan selalu menjalankan shalat dengan ikhlas, dia adalah seorang yang selalu mengajariku bila aku telah salah dalam melangkah. Bahkan ia tau semua hal yang aku tanyakan padanya. Sementara aku, hanya seorang gadis biasa yang selalu melupakan kewajiban lima waktunya, yang bahkan tak sedikitpun mengerti dengan agama.Aku tak pernah mengerti jalan pikirannya, dia tahu kalau aku seorang yang pemalas dan sangat tidak layak menjadi seorang istri, tapi kenapa dia masih ingin menikahiku ?. Ku pernah menanyakan hal itu padanya, dia hanya menjawab, karena kakak akan menepati janji kakak pada Allah, dan kakak tidak mau berdosa karena telah melanggar janji itu. Aku tidak  tahu apa yang dia janjikan pada Allah, tapi aku yakin itu adalah janji suci darinya.Saat keluargaku tak perduli dengan shalatku, ia lah yang selalu mengingatkanku. walaupun aku masih saja malas untuk melaksanaknnya. Hari ini, ia tak lupa untuk mengiriim pesan padaku yang menanyakan sudahkah aku shlat hari ini ? . Agar tidak berbohong aku pun kemudian melaksanakan shalatku yang pertama kalinya setelah ia berbulan-bulan mengingatkanku.aku pun mengucap doa, ya Allah. Jodohkanlah aku dengannya. Aku ingin jadi istrinya, jadi seseorang yang menemani langkahnya, jadi seseorang yang menemaninya dikala ia sedih dan jadi seseorang yang bisa membahagiakannya. Amin.Entah dari mana aku mendapatkan kata-kata yang kemudian menjadi permintaanku itu pada Allah. Saat ini aku tidak lagi ragu padanya, seseorang yang akan membimbing hidupku di jalan Allah.Ku kirim pesan padanya bahwa aku telah melaksanakan shalat. Lalu dia membalasnya dengan ucapan Alhamdulillah adik sudah menyenangkan hati kakak dan hati Allah hari ini.Aku menangis, bahagia mengetahui bahwa dia bahagia karena shalatku. Aku ingin bertemu dengannya, tapi dia selalu menolak. katanya, ia tak ingin kalau pertemuan itu hanya akan menyisahkan dosa. Dia pun tahu kalau aku selalu saja menangis saat mengingatnya, saat rindu padanya tapi kenapa ia tak pernah mengerti dengan apa yang kurasakan. Dia hanya berucap, kakak akan menemui adik apabila adik sudah siap menikah dengan kakak.Bagaimana bisa aku akan menikah dengan laki-laki yang sama sekali belum pernah aku temui. Walaupun aku mencintainya, tapi kadang ada rasa ragu yang  timbul di benakku.***Hari ini aku menerima surat dari pihak sekolah yang menyatakan kelulusanku. sangat bahagia rasanya. segera ku hubungi orang yang selalu aku panggil kakak itu. Seperti aku, dia pun turut berbahagia. Aku meminta sesuatu padanya sebagai hadiah dari kelulusanku ini. Aku ingin bertemu kakak .ku katakan itu padanya dan ku harap ia akan langsung mengatakan iya.Lama menunggunya berbicara, lalu dengan perlahan ia berkata dua hari lagi kakak akan menemui adik. Betapa senang hatiku mendengar perkataannya.aku pun mempersiapkan segala hal untuk pertemuan pertamaku dengannya setelah satu tahun lamanya ia menjagaku. sudah tak sabar menunggu hari itu tiba.Dan akhirnya tepat pada 8 juni 2010, ia datang ke rumahku. aku pun menyambutnya dengan senyum. Dia tidak sendiri, bertiga dengan ayah dan ibunya.ternyata kedatngannya bukan hanya sekedar untuk menemuiku, tapi juga untuk menemui orang tuaku. ya dia akan melamarku menjadi istrinya.Ku peluk ibuku setelah sesaat tersenyum padanya. ternyata ia benar-benar akan menikahiku.***Seminggu setelah lamaran itu, kami menikah. tanpa persiapan maksimal. Dia tidak perduli, ia tetap mengucapkan ijab kabul dengan lancar dalam bahasa arab. Aku beruntung bisa memilikinya.Setelah proses pernikahan selesai, ia mengajakku menjauhi kerumunan para undangan. ia lalu berkata Ya Allah hari ini aku telah menepati janjiku padamu untuk menikahi wanita yang aku cintai, wanita yang engkau jodohkan padaku, terima kasih ya Allah . Ku hanya tersenyum melihatnya.


Rahmawati, Palangkaraya 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar