Catatan
Tentang Patah Hati
Ini hanya sebuah catatan, Ehm… Catatan patah hati!! Jika mendengar kata itu
pasti yang terlintas dibenak saya dan pasti kita semua adalah tentang cinta
yang kandas, tentang cinta yang putus sampai disini saja, tentang perpisahan,
tentang air mata yang berlinang, tentang perihnya hati seperti tersobek sobek,
berdarah darah, teriris iris, dan semua yang menyebabkan dunia serasa mengalami
kiamat kubro, katanya “lebih baik sakit gigi daripada sakit hati”
hahahha :) apa iya sih patah hati seperih itu
lukanya :) *tanya aja sama diri lo sendiri dehh*
untuk yang kesekian kalinya hati nurani saya menjerit kejepit :)
Hati sanubari saya kadang berputar putar menari-nari mencari jawaban
kenapa sih cinta yang putus itu diberi judul patah hati, apa tidak ada
istilah lain yang lebih indah gitu, misalnya “reinkarnasi cinta” atau
“metamorposis hati” atau “kepompong basi” hahaha… pokoknya
jangan pake istilah hati yang patah lah, padahal kan sebenarnya nggak separah
itu bukan? Tapi sudahlah, toh apapun istilahnya tetap saja putus kan? Jadi nggak
penting lagi istilah yang penting adalah bagaimana ketika cinta itu kandas,
ketika cinta itu tak lagi tersambung, ketika cinta itu tidak lagi mau menjadi
milik saya, dan ketika si dia tak mau lagi menjadi tempat penitipan hati saya :)
Jika begini
keadaannya maka patah hati sama dengan atau identik dengan air mata, apa iya? Nggak juga, patah hati itu
identik dengan hikmah, coba lihat catatan saya dibawah ini:
Ah seharusnya saya
bersyukur masih diberi rasa patah ini oleh ALLAH, masih bisa menangis, itu artinya saya
masih punya hati kan? Bukan
hanya sekedar hati, tapi hati yang sensitif, yang lembut dan yang mampu membuat bahagia dan luka, dan air mata yang mengalir ini bisa
membersihkan kelopak mata saya yang kusam menjadi bening kembali karena air mata yang berlinang membawa semua kotoran
dimata sehingga bening kembali kelopak mata milik saya :)
bayangkan kalo kita nggak
nangis sebulan, apa nggak
perih tuh mata, menagislah karena mencintai ALLAH pada saat kita sendiri… air mata ini lebih bernilai pahala daripada
nangisin si dia, orang yang ditangisin nggak tahu kok
kita nangis :)
Maka nikmat
yang mana lagikah yang sanggup saya pungkiri, bahkan didalam air yang berlinang
melalui mata ini, ALLAH menitipkan kasih sayangnya.
Kemudian saya mulai berpikir
mungkin ada lagi nikmat ALLAH di balik kata patah hati ini, coba bayangkan,
pada saat jatuh cinta kemarin mendengar suara telepon si dia lebih indah
ditelinga saya dari suara adzan, sms mesra dari sang pujaan hati lebih
sering saya baca-baca dan
berulang-ulang agar lebih mengerti artinya dan lebih bergetar mencintainya,
lalu seberapa sering saya membaca ulang sms-sms dan surat cinta, email dari si dia daripada saya membaca surat
cinta dari ALLAH yang tertuang lewat Al-Quran? Aahhh sungguh
cara mencintai yang salah kaprah :)
Dan kini setelah tak ada lagi
sms darinya, tak ada lagi suara indahnya, hikmah mulai terlihat bahwa dibalik
hati yang teriris-iris berdarah-darah ini ALLAH hendak mengembalikan saya
kepada cintanya ALLAH, apa ada cinta yang lebih indah dari cinta sang pemilik
nafas ini? Nggak ada kan, maka nikmat ALLAH
yang mana lagikah yang sanggup saya pungkiri? :)
dibalik patah hati ini ALLAH menyelamatkan saya dari cinta yang salah,
sahabat saya bilang “cinta itu berhala jika salah menafsirkan, kita
menyembah dan memuja cinta melebihi menyembah dan memuji ALLAH”
nauzubillahimindzalik, cinta nggak pernah salah sih mungkin hanya tidak tepat ketika
saya lebih mencintai sang pujaan hati daripada mencintai ALLAH. :)
Ketika saya kehilangan si dia,
setiap kali saya ingat dia, saya mulai gelisah, keluar keringat dingin, bingung mikirin langit kenapa warnanya biru, padahal sudah dari sananya
emang biru warnanya, merasa bahwa hanya saya didunia ini yang hatinya patah, maka
saya ingat ucapan teman kampus
saya “Rahma, hanya
dengan mengingat ALLAH hati menjadi tenang” maka yang saya lakukan
kemudian adalah membeli tasbih yang digital agar saya bisa tetap dzikir
dimanapun dan kapanpun, jika belum tenang juga saya membaca Al-Quran sehingga selesai patah hati, khatam
saya membaca Al-Quran, aahhh sungguh
dari patah hati ini ALLAH mengembalikan saya kepadanya, maka nikmat ALLAH yang
mana lagikah yang sanggup saya pungkiri. Ditengah patahnya hati, saya
khatam Al-Quran dan berdzikir
lebih banyak lagi, sehingga kualitas
keimanan saya otomatis meningkat :)
Ingatlah bahwa ALLAH
maha membolak balikan hati dan keadaan, jika hari ini ALLAH masih
menitipkan cinta maka janganlah menjadikan cinta itu berhala dengan memujanya
seolah-olah dunia ini milik berdua, jumlah sms jadi lebih banyak dari jumlah rakaat
shalat, jumlah pulsa telepon jadi lebih banyak dari rupiah yang kita
sedekahkan, duduk berduaan ditempat sepi jadi lebih indah dihati daripada duduk
tafakur diatas sajadah dan bermesraan dengan ALLAH dan jika ALLAH membolak
balikan hati saya dan si dia dari
cinta menjadi tak cinta maka ganti kata patah hati dengan syukur hati karena
ALLAH lebih mencintai saya dari pada si dia, terbukti ALLAH mengambil saya
untuk dikembalikan kedalam limpahan
kasih sayang dari kekasih hati yang baru dan selamanya yaitu ALLAH. Siapa sih
yang nggak mau jadi kekasih
ALLAH, tenang, damai, indah, cukup rasanya hidup ini :)
Saya + ALLAH
= Cukup.
Aahhh sungguh nikmat ALLAH yang mana
lagikah yang sanggup saya ingkari, bahkan hikmah begitu banyak ketika saya
melihat kembali catatan dari gempa akibat patahan bumi, eh gempa dari
patahan hati yang kemarin :)
bukan menolak syurga dunia sebelum syurganya ALLAH, tapi ketika saya mencintai seseorang melebihi cinta kepada
ALLAH, maka tunggulah hingga ALLAH menegur, takut kan? makanya, jangan
keterlaluan lah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar