Jadilah Wanita Tegar Teman…
Menjadi wanita kuat, tegar dan tegas itu harus. Jangan
mau dijajah dengan namanya orang, perasaan apalagi uang. Terinspirasi dari
sebuah kutipan “Aku harus tegar”. Aku juga harus tegas. Hingga Rasul bangga
melihatku berjalan dimuka bumi dengan tegar dan tegasku. Namun semuanya itu
tidak berarti tanpa ada sebuah kesabaran Karena Allah senantiasa bersama
orang-orang yang sabar. Sabar menghadapi segalanya”.
Hidup
memang sebuah pilihan, kalaupun ternyata yang harus dipilih ternyata
menimbulkan sebuah konsekuensi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan kita
tetap harus bisa berdiri tegak jangan mau dikalahkan dengan keadaan. Kalau aku
diposisi ini aku harus mencari penguat diri. Orang tua?? Yah orang tua adalah
salah satu penguat utamaku karena mereka telah banyak memberikan dukungan, doa
yang tiada terputus dan juga memberikan sebuah kepercayaan besar buatku
sehingga besarlah pengharapan mereka terhadapku seperti apa aku kedepan
nantinya. Dan tentu saja untuk mendapatkan kepercayaan dan restu ini tidak
kudapati dengan cuma-cuma. Pernah aku harus sedikit berargumen tapi tetap
dengan kata yang santun karena bagimanapun mereka tetap orang tuaku yang harus
aku jaga perasaannya. Dan selain itu sekarang pun aku harus berpisah jauh dalam
waktu yang cukup lama dan masih banyak pengorbanan lainnya. Jadi kalaupun aku
sampai jatuh terpuruk betapa sangat-sangat dan sangat ruginya aku.
Salah
satu penyebab keterpurukan bisa jadi karena bayang masa lalu. Yang lalu biarlah
berlalu kawan. Yakinlah kalau semua itu memang episode hidup yang Allah
takdirkan buat kita. Allah hanya ingin menguji sejauh mana hambaNya yang penuh
khilaf dan salah ini berhasil memaknai hidupnya dan berhasil mengatasi masalah
yang dihadapinya dengan cara seperti apa. Karena disinilah terlihat jelas
sejauh mana kadar iman, kadar cinta pada sang Khalik tampak sangat jelas. Yang
kalah akan terpuruk, tersungkur dan tak mampu bangkit lagi serta menyalahkan
Allah kenapa merasa tak pernah berbuat adil. Sedangkan yang lolos, akan
mendapat pengalaman berharga dan pastinya akan memaknai hidup kedepannya lebih
baik lagi dan tidak akan mengulang pada kesalahan yang sama. Dan pada akhirnya
nanti kita bisa berpikir dan mengambil kesimpulan kenapa toh harus mengingat-ngingat
yang sudah lalu, karena yang
lalu pasti takkan pernah kembali lagi. Dan belum tentu yang diingat pun balik
mengingat balik diri kita. Capek deh menghabiskan waktu dan tenaga, sedangkan
masa didepan masih banyak yang harus dihadapi, sudah menunggu untuk
diselesaikan satu persatu.
Selelsai...
“Sebelum bertemu denganmu, aku hanya punya lem dan benang ditepian hatiku. Kemudian kamu datang merajut hatiku dengan benang itu, dan kamu kuatkan rajutan itu dengan lemnya. Lantas, bagaimana ia akan terbuka lagi?”
BalasHapus