Welcome to Catatan Rahma

Selasa, 03 Juni 2014

Jadilah Wanita Tegar Teman…

Menjadi wanita kuat, tegar dan tegas itu harus. Jangan mau dijajah dengan namanya orang, perasaan apalagi uang. Terinspirasi dari sebuah kutipan “Aku harus tegar”. Aku juga harus tegas. Hingga Rasul bangga melihatku berjalan dimuka bumi dengan tegar dan tegasku. Namun semuanya itu tidak berarti tanpa ada sebuah kesabaran Karena Allah senantiasa bersama orang-orang yang sabar. Sabar menghadapi segalanya”.

            Hidup memang sebuah pilihan, kalaupun ternyata yang harus dipilih ternyata menimbulkan sebuah konsekuensi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan kita tetap harus bisa berdiri tegak jangan mau dikalahkan dengan keadaan. Kalau aku diposisi ini aku harus mencari penguat diri. Orang tua?? Yah orang tua adalah salah satu penguat utamaku karena mereka telah banyak memberikan dukungan, doa yang tiada terputus dan juga memberikan sebuah kepercayaan besar buatku sehingga besarlah pengharapan mereka terhadapku seperti apa aku kedepan nantinya. Dan tentu saja untuk mendapatkan kepercayaan dan restu ini tidak kudapati dengan cuma-cuma.  Pernah aku harus sedikit berargumen tapi tetap dengan kata yang santun karena bagimanapun mereka tetap orang tuaku yang harus aku jaga perasaannya. Dan selain itu sekarang pun aku harus berpisah jauh dalam waktu yang cukup lama dan masih banyak pengorbanan lainnya. Jadi kalaupun aku sampai jatuh terpuruk betapa sangat-sangat dan sangat ruginya aku.

            Salah satu penyebab keterpurukan bisa jadi karena bayang masa lalu. Yang lalu biarlah berlalu kawan. Yakinlah kalau semua itu memang episode hidup yang Allah takdirkan buat kita. Allah hanya ingin menguji sejauh mana hambaNya yang penuh khilaf dan salah ini berhasil memaknai hidupnya dan berhasil mengatasi masalah yang dihadapinya dengan cara seperti apa. Karena disinilah terlihat jelas sejauh mana kadar iman, kadar cinta pada sang Khalik tampak sangat jelas. Yang kalah akan terpuruk, tersungkur dan tak mampu bangkit lagi serta menyalahkan Allah kenapa merasa tak pernah berbuat adil. Sedangkan yang lolos, akan mendapat pengalaman berharga dan pastinya akan memaknai hidup kedepannya lebih baik lagi dan tidak akan mengulang pada kesalahan yang sama. Dan pada akhirnya nanti kita bisa berpikir dan mengambil kesimpulan kenapa toh harus mengingat-ngingat yang sudah lalu, karena yang lalu pasti takkan pernah kembali lagi. Dan belum tentu yang diingat pun balik mengingat balik diri kita. Capek deh menghabiskan waktu dan tenaga, sedangkan masa didepan masih banyak yang harus dihadapi, sudah menunggu untuk diselesaikan satu persatu.

            Selelsai...

1 komentar:

  1. “Sebelum bertemu denganmu, aku hanya punya lem dan benang ditepian hatiku. Kemudian kamu datang merajut hatiku dengan benang itu, dan kamu kuatkan rajutan itu dengan lemnya. Lantas, bagaimana ia akan terbuka lagi?”

    BalasHapus